Mencoba Mengerti Ad Hominem. Apa Maksudnya?

Tahukah kalian apa arti dari Ad Hominem?


Saat ini, kita seringkali melihat interaksi antarmanusia yang berakhir dengan saling benci. Hal semacam ini seringkali, di masa sekarang, terjadi di media sosial. Banyak sekali orang berdebat dan saling serang atas suatu perkara.

Beberapa orang, ada yang menyatakan bahwa keributan ini terjadi sejak muncul dan massifnya media sosial di kalangan masyarakat. Semua orang merasa bebas berbicara dan menghujat siapa saja yang tidak disukainya. Terkadang, masih bisa kita lihat ada kewajaran pada ujaran orang-orang di media sosial.

Perdebatan di media sosial, terkadang memang ada yang memberi kita pelajaran akan hal baru. Namun seringnya hanya menambah beban pikiran karena kita malah larut ke dalam konflik tak jelas antara orang lain hanya karena kita membaca apa yang orang-orang itu tuliskan.

Nah, yang paling tidak bermutu dari suatu perdebatan adalah manakala salah satu atau keduanya mulai menyerang sifat kepribadian lawan debatnya. Terutama saat seseorang menyerang orang lain dengan ucapan merendahkan fisik.

Saat seseorang kalah debat lalu menyerang atau mengatai fisik lawannya, itulah yang disebut dengan Ad Hominem.

Dalam penjelasan di Wikipedia, ad hominem, yang merupakan singkatan dari argumentum ad hominem, adalah upaya untuk menyerang kebenaran suatu klaim dengan menunjuk sifat negatif orang yang mendukung klaim tersebut. Penalaran ad hominem biasanya dipandang sebagai kesesatan logika.


Contoh kasus ad hominem ini seperti ini:

Carl Sagan adalah seorang pemakai ganja, maka karya-karyanya ngawur.

Jimi Hendrix meninggal karena overdosis, jadi musiknya jelek.

Karena dia hanya murid, maka semua pernyataannya pasti salah.

Atau di media sosial, jika kita melihat si A dan si B awalnya berdebat tentang apa yang harus dilakukan pemerintah Indonesia dalam menangani covid-19, lalu setelah perdebatan panjang, si A yang mulai kesal, kemudian menyerang dan menyatakan bahwa argumen si B buruk karena si B berasal dari golongan orang yang tidak berpendidikan.

Atau lebih parah, misal, si B menyerang si A dengan mengatakan bahwa si A hanya bisa berbicara di media sosial dan tak berani tampil di depan umum karena mukanya jelek.

Secara mudah, ad hominem ini bisa kita pahami sebagai penyerangan terhadap orangnya, bukan argumennya.

Aristoteles, seorang filsuf Yunani kuno, dianggap yang pertama kali membedakan mana argumen yang menyerang tesis dan mana argumen yang menyerang pribadi orangnya.

Meski demikian, ad hominem rupanya tidak semuanya dianggap salah. Ad hominem non-fallacy, istilahnya, terkadang bisa diterima karena, misalnya, penyerangan terhadap orang itu masih dalam konteks yang berkaitan dengan argumennya.

Jadi misalnya si X menyerang si Y yang dalam perdebatan berbicara tentang semangatnya dalam pemberantasan korupsi, tapi secara rekam jejak si Y ini justru seorang koruptor.


Begitulah kira-kira penjelasan mudah tentang ad hominem ini.


Demikian.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mencoba Mengerti Ad Hominem. Apa Maksudnya?"

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.